Monday, January 4, 2010

Diary Depresiku

Malem-malem ditelpon ama si mbak, disuruh download sebuah lagu dari last child. Judulnya Diary Depresiku. Lagunya ndak bagus-bagus banget sih, cuma liriknya rada mirip ama kisah rata-rata korban peceraian yang marak kita sebut broken Home.

Sekuat-kuatnya iman seorang anak korban broken home, pasti ada masa dia merasa depresi dan malu akan kondisinya. Yang paling menakutkan adalah, gimana kalo makin susah menemukan semangat yang positif dari anak-anak tersebut.

Maka bagi mereka yang telah memiliki seorang anak, hendaklah berpikir beribu ribu kali jika menginginkan perceraian. Kata orang, perceraian adalah sisi keegoisan orang tua. Tapi kalo tidak melakukan perceraian, bukan berarti merupakan sisi keegoisan seorang anak kan??

Ni ku posting liriknya aza...

Lirik lagu Last Child Diary Depresiku

Malam ini hujan turun lagi
Bersama kenangan yang ungkit luka di hati
Luka yang harusnya dapat terobati
Yng ku harap tiada pernah terjadi


Ku ingat saat Ayah pergi, dan kami mulai kelaparan
Hal yang biasa buat aku, hidup di jalanan
Disaat ku belum mengerti, arti sebuah perceraian
Yang hancurkan semua hal indah, yang dulu pernah aku miliki


Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan


Mungkin sejenak dapat aku lupakan
Dengan minuman keras yang saat ini ku genggam
Atau menggoreskan kaca di lenganku
Apapun kan ku lakukan, ku ingin lupakan


Namun bila ku mulai sadar, dari sisa mabuk semalam
Perihnya luka ini semakin dalam ku rasakan
Disaat ku telah mengerti, betapa indah dicintai
Hal yang tak pernah ku dapatkan, sejak aku hidup di jalanan


Wajar bila saat ini, ku iri pada kalian
Yang hidup bahagia berkat suasana indah dalam rumah
Hal yang selalu aku bandingkan dengan hidupku yang kelam
Tiada harga diri agar hidupku terus bertahan

No comments:

Post a Comment