Tuesday, August 3, 2010

Korean Drama Wedding


Jang Nara as Lee Se-na
Ryu Shi Won as Han Seung-woo
Myung Se Bin as Shin Yoon-su
Lee Hyun Woo as Suh Jin-hui
Choi Woo Jae as Jung-min
Toe Mo as Louie
Gong Hyun Joo as Oh Su-ji
Kim Min Ju as Cha Eun-hee
Kang Suk Woo as Lee Jung-il
Nah Young Hee as Sung Hae-lim
Jung Young Sook as Jung Sook-hee
Lee Sae Min as Se-na’s brother, studying abroad
Han Seung Joo as Seung-woo’s brother


Nonton drama ini nggak pernah bisa bikin aku nggak nangis. Mengharukan dan menyentuh banget. Cerita nya beda dengan korea drama yang biasanya. Natural banget deh, banyak dijumpai di dunia nyata kayaknya.

Dimulai dari acara perjodohan antara Se Na dan Seung Woo di sebuah cafe. Sena adalah anak orang kaya yang selalu berkecukupan, istilahnya nggak pernah menderita lah. Hidupnya bisa dikatakan so far so good. Dia pecinta warna pink (girly banget yach..). Tipe gadis yang nggak bisa menyembunyikan perasaannya, termasuk jenis wanita ekspresif. Sedangkan Seung Woo beda 180 derajat. Seorang yang pendiam, ga suka neko-neko, manut sama aturang yang ada. Dia bekerja di pemerintahan sebagai sekretaris pejabat (mungkin pejabat yang dimaksud di sini sejenis ama menteri luar negeri atau presiden kali ya, soalnya kerjaannya nego ama luar negeri gitu. kadang jepang, kadang amerika). Latar belakang kehidupan seung woo nggak manis-manis banget, orangtuanya hanya tinggal si Ibu dengan kehidupan sehari-hari yang pas pas an gitu.

Awalnya mereka sama-sama grogi saat bertemu di perjodohan itu. Tapi seiring waktu obrolan mengalir dan lumayan nyambung, walo kadang aku nangkep ekspresi di paksain. Di kala perjodohan itu, ada adegan dimana sena ke toilet sebentar untuk menelpon dua orang sahabatnya. Saat kembali ke meja, dia melihat seung woo dari belakang dan sepertinya jatuh cinta pada moment tersebut. Sebelum berpisah, seung woo bertanya pada sena "apa yang terpenting dari sebuah pernikahan?". Namun sena tak bisa menjawab kala itu dan kepikiran sampe berhari-hari. Seung woo yang setelah berpisah dari sena kembali ke kantornya, ketika akan minum segelas kopi, dia teringat kata-kata sena di cafe tadi, "jangan terlalu banyak minum kopi. Tidak baik untuk kesehatan, minumlah air perasan lemon. Itu bisa membantu menghilangkan lelah". Dan karena teringan kata-kata sena itu, seung woo enggan meminum kopinya dan mengganti dengan minum segelas air putih. Dari sini, sebenarnya sudah ada rasa ketertarikan pada diri seng woo... bisa dikatakan sudah muncuk benih-benih cinta juga. Jadinya sepertinya sudah ada chemistry diantara keduanya alias love at the first sight lah...

Seung Woo menceritakan perjodohan dan kencan pertamanya kepada teman-temannya. Salah seorang temannya, Jung Min menyarankan agar Seung Woo menelepon Se Na kembali. "Untuk apa telepon ? Bertemu lagi ?, tanya Seung Woo. "Bertemu kembali akan timbul perasaan. Ada perasaan berarti ada cinta. Jika ada cinta, menikahlah". Meski sudah didesak untuk menelepon kembali, namun Seung Woo tak melakukannya, karena ia telah membuang nomor telepon Se Na.

Pertanyaan Seung Woo itu ternyata membekas dalam pikiran Se Na dan ia pun berusaha mencari jawabannya, namun tak berhasil. Karena itulah dalam pertemuan kedua mereka, Se Na mempertanyakan kembali hal tersebut, namun menurut Seung Woo, ia hanya asal bertanya karena dulu ada yang bertanya tentang hal itu kepadanya.

Saat berjalan kaki menuju rumahnya, Se Na mengatakan bahwa Seung Woo mirip sekali dengan Ketua Kelasnya sewaktu di sekolah dasar. Suka puisi, tidak banyak bicara, polos, jujur dan suka membantu orang lain. "Kamu suka pria itu", tanya Seung Woo. "Tidak, aku tidak menyukainya. Aku juga sudah tidak ingat tampangnya. Orang seperti itu tak suka kepadaku", kata Se Na berkelit.

Ibu Seung Woo datang ke Seoul. Dari ibunyalah, Seung Woo tahu bahwa perjodohan yang diatur bibinya itu dimaksudkan untuk keluar dari kesulitan yang dialaminya. Karena usahanya tidak berjalan baik, sang bibi terlilit hutang dengan jaminan rumah keluarga Seung Woo. Jika perjodohan antara Seung Woo dan Se Na berjalan lancar kemudian menikah, maka rumah mereka bisa dipertahankan. Karena itulah, Ibu Seung Woo memintanya melupakan dan tidak menemui Se Na lagi, jika Seung Woo keberatan dengan perjodohan tersebut.

Namun ternyata setelah berbagai peristiwa terjadi, akhirnya mereka menikah juga.

Pernikahan See Na dan Seung Woo berlangsung meriah. See Naa sangat bahagia setelah menjadi istri Seung Woo dan berusaha memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri. See Naa rela mengikuti pola hidup Seung Woo yang sederhana, belajar mengurus rumah dan juga belajar memasak demi suaminya. Di satu sisi Seung Woo yang kurang peka melihat perubahan ini hanya menganggap ikatan suami istri yang telah dijalinnya dengan See Naa hanya sebatas kewajiban dan tanggung jawab untuk menafkahi sang istri.Sementara itu Yun Soo yang tidak jadi menikah dengan Jin Hee merasakan kehampaan kedua kalinya ketika Seung Woo menikah dan meninggalkannya. Yun Soo berusaha meraih hati Seung Woo kembali dan hal ini membuat Seung Woo sempat bimbang. Cintanya kepada Yun Soo memang belum sirna namun sosok lain yang sedemikian memikat telah mulai mengisi hari-harinya yang baru.
See Na sendiri sebenarnya telah mengetahui kalau Yun Soo adalah cinta pertama suaminya. Meskipun cemburu setiap kali melihat kedua sahabat ini bertemu, See Na berusaha menutupi perasaannya. See Na berusaha bersabar meskipun kecurigaan-kecurigaan akan adanya perselingkuhan terus-menerus menghantui benaknya. Namun cintanya dan rasa takut kehilangan akan Seung Woo mengalahkan akal sehat See Na. See Na pun kembali ke rumah orangtuanya dengan membawa hati yang luka.

Kehilangan sosok See Na dalam keseharian Seung Woo membawa perubahan yang besar. Seung Woo mulai mengerti dan menyadari akan arti See Na dalam hidupnya. See Na bukan hanya wanita yang menantinya setiap pulang kerja, menyediakan kopi setiap pagi untuknya, merapihkan meja kerjanya, menyiapkan pakaian kantornya, menyapanya dengan senyuman hangat, See Na adalah wanita yang dicintainya sekarang. Seung Woo berkali-kali mencoba membujuk See Na untuk kembali ke rumah namun See Na menolak. See Na malah bermaksud mengajukan perceraian.

Haru biru penuh dengan tangisan mulai hadir disini. Dari yang sena sebenarnya masih mencintai, tapi merasa menjadi orang ketiga antara seung woo dan yun soo. Dan seung woo yang baru menyadari kalo sebenarnya dia telah jatuh hati pada istrinya. Hingga dia benar-benar berusaha untuk mendapatkan cinta sena lagi.

Cerita di drama ini benar-benar seperti terinspirasi dari kisah nyata. Alurnya nggak dibuat buat. Recomended banget deh, inspiratif buat para pasangan yang menikah karena perjodohon atau kalo di islam, ta'aruf.


No comments:

Post a Comment